Sabtu, 26 Januari 2013

Kebiasaan Ngupil Di Gereja

Kebiasaan Ngupil Di Gereja - Seorang anak kecil hobi sekali ngupil dimana saja. Tak kenal tempat dan waktu. Sang ibu pun merasa malu terutama ketika anaknya ngupil di tempat umum. Padahal sudah ditegur berkali-kali tetapi anaknya tak juga menghentikan kebiasaan ngupilnya itu.

Sang ibu pun meminta tolong pak guru yang mengajar di kelas anaknya.

Ibu : “Pak, tolong ajari anak saya biar tidak ngupil di tempat umum. Kan nggak sopan itu. “

Pak Majelis : “Iya, bu. Nanti saya nasihati anak ibu.”

Tapi sampai seminggu berlalu, anak kecil itu tetap saja suka ngupil di tempat umum. Sang ibu pun menemui pak guru.

Ibu : “Pak, anak saya kok masih aja ngupil seenaknya ya? Bapak belum menasihati dia ya?”

Pak Majelis : “Tenang saja, bu. Saya pasti akan nasihati anak ibu. Bila perlu saya marahi.”

Ibu : “Kenapa mesti nanti? Kenapa nggak dinasihati aja sekarang?”

Pak Majelis : “Masalahnya bu, saya juga belum bisa menghilangkan kebiasaan ngupil di Gereja.”

Jumat, 25 Januari 2013

Produktifitas dan Loyalitas | Renungan Kerja

Terkadang saya cukup sebal mendengar seseorang yang membanggakan diri dengan lamanya dia bekerja di sebuah perusahaan. Menunjukkan diri sebagai karyawan paling loyal di perusahaan itu. Jangan salah sangka, saya bukannya tidak menghargai arti sebuah kesetiaan. Kesetiaan yang dibuktikan dengan lamanya waktu bekerja memang penting. Tanpa hal ini perjalanan pun akan tersendat-sendat, bahkan bisa-bisa menjadi kacau dan yang pasti, ritme perusahaan menjadi kacau. Saya acungi jempol kepada mereka yang telah teruji secara waktu.

Namun ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar kata loyalitas saja, hasil kerja dan produktifitas! Apa gunanya kita membanggakan loyalitas kita yang berpuluh-puluh tahun tetapi sebenarnya tidak ada sesuatu yang dihasilkan sama sekali? Apa gunanya mendapat penghargaan sebagai karyawan paling loyal namun kita tidak pernah memberi dampak kepada perusahaan?
Tidak jarang kita bertemu dengan seseorang yang baru bekerja satu dua tahun dalam sebuah perusahaan.

Namun, meski demikian prestasi kerjanya sangat membanggakan. Ia tak hanya menyelesaikan tugas dengan baik saja, tetapi ia juga mendukung kemajuan perusahaan. Laju perusahaan pun melaju cepat di tengah persaingan bisnis yang makin kompetitif. Langkah-langkah strategis yang ia ambil menentukan arah perusahaan yang makin efektif. Cara berpikirnya memberi warna tersendiri bagi perusahaannya. Menjadi kreatif dan inovatif sehingga kemajuan perusahaan pun terlihat dengan jelas!

Saya sangat yakin bahwa para owner akan berebut mendapatkan pekerja yang seperti ini, dibandingkan dengan pekerja yang memiliki stempel "loyalitas" saja. Jika Anda seorang yang sanggat bangga dengan stempel loyalitas yang Anda miliki, saya usulkan agar Anda juga bangga dengan stempel "kualitas kerja dan produktifitas". Orang dihargai bukan hanya dilihat dari sudut pandang loyalitas saja, tapi juga dari produktifitas kerjanya.

Orang dihargai bukan hanya dari loyalitas saja tapi juga produktifitas.

Kamis, 24 Januari 2013

Tebak - Tebakan Alkitab 2013

Tebak Tebakan Alkitab
Taukah anda, bahwa ada hal lucu yang bisa kita ambil dari Alkitab ?? Yup, ini adalah beberapa joke / humor dalam Alkitab yang mungkin bisa menghibur atau menjadi bahan permainan bersama teman - teman rohani anda sekalian.. hoho...

Tebakan Alkitab:
Pertanyaan : Kitab apa yang ada sayurnya? 
Jawaban : Kol...ose

Kitab apa yang ada buahnya? 
Fi .....lemon

Kitab apa yang paling kuat ?  
O..baja

Kitab apa yang tidak pernah takut?  
I...brani

Kitab apa yang selalu setuju?  
Ya...kobus

Kitab apa yang enak dimakan?
Roma

Kitab apa yang tidak ada rasanya?  
Tawar..ikh

Kitab apa yang selalu dingin?  
Es...ter

gimana teman lucu kan,,, untuk tebak - tebakan di Alkitab selanjutnya pasti akan lebih seru.. :)

Rabu, 23 Januari 2013

Konsekuensi Sebuah Keputusan

Konsekuensi Sebuah Keputusan - Aktivitas paling menyenangkan di keluarga kami adalah perbincangan sebelum tidur malam. Suatu kali si bungsu menceritakan keinginannya menjelajah dunia mencari beasiswa untuk sekolah di banyak tempat dan berkarier di banyak negara. Saya memang bangga dengan prestasinya. Namun, saya mengingatkannya pada konsekuensi cita-cita itu: ia harus belajar dan bekerja lebih keras supaya dapat meraih beasiswa dan mampu bersaing dengan tenaga kerja terdidik lainnya.

Tampilnya Yesus dengan pengajaran yang berkharisma, dengan kuasa ilahi untuk menyembuhkan, serta kepribadian-Nya yang hangat, memesona begitu banyak orang. Lalu sesuatu yang tak lazim terjadi. Seorang ahli Taurat kaum yang ”biasanya” memusuhi dan mencari kesalahan Yesus dengan penuh kekaguman menyapa Yesus sebagai ”rabi” (guru besar). Bahkan, ia menyatakan kerinduan untuk ikut Yesus ke mana pun. Saat menanggapinya, Yesus seolah-olah berkata: ”Sebelum mengikut Aku, sadarilah keputusanmu, sebab ada harga yang harus kaubayar.”

Yesus tak ingin menggalang pengikut yang hanya terseret emosi sesaat. Semangatnya mudah berkobar, tetapi sebentar kemudian surut dan lenyap. Yesus mengingatkan bahwa mengikut Dia berarti menyangkal diri dan memikul salib (Matius 10:38), lebih mengutamakan Dia di atas kepentingan sendiri dan keluarga (Lukas 14:26), dan membagikan harta bagi orang miskin (Matius 19:21). Sanggupkah Anda memikul konsekuensi dari keputusan mengikut Dia? Jangan ambil keputusan karena emosi atau ambisi. Ambillah keputusan karena Anda menyadari bahwa Dia yang memanggil maka Dia akan memampukan Anda untuk setia mengiring dan melayani-Nya.

IKUTLAH YESUS BUKAN UNTUK MENCARI BERKAT
TETAPI UNTUK MENJADI BERKAT

source : renunganharian.net

Selasa, 22 Januari 2013

Berdiam Diri di Kaki Tuhan

Taukah anda Henry Weiss, adalah ahli meloloskan diri dari berbagai perangkap: tali, pintu sel, borgol, dan sebagainya dan sekarang ini kita lebih mengenalnya dengan nama Houdini. Namun, suatu kali saat berada di penjara kecil bernama British Isles, ia kesulitan membuka kunci sel tersebut. Biasanya, dalam tiga puluh detik ia dapat membuka kunci sel, tetapi kali ini tidak. Ia pun lelah, frustrasi, dan putus asa. Maka, ia tak lagi berbuat apa-apa. Ia terdiam, lalu menyandarkan diri ke pintu. Anehnya, pintu itu segera terbuka sebab ternyata tidak terkunci! Ketika berdiam diri, ia justru menemukan penyelesaian masalahnya.

Ini mungkin peristiwa langka. Namun, ia mengingatkan kita bahwa dalam hidup yang penuh masalah ini, kita perlu punya waktu-waktu khusus untuk berdiam diri khususnya di kaki Tuhan. Berdiam diri membuat pikiran kita tenang, emosi kita terkendali, dan kita mendapat hikmat Tuhan untuk mengatasi masalah. Sayangnya, kerap kali kita tidak berdiam diri di kaki Tuhan saat masalah datang. Kita malah memikirkan sendiri masalah yang sedang kita hadapi, dan sibuk mencari cara untuk mengatasinya. Hasilnya, kita frustrasi dan putus asa.

Jadi, mengapa kita tidak mencoba menyerahkan semuanya kepada Tuhan? Ketika melakukannya, pemazmur mengalami bagaimana Tuhan bertindak. Dan, ia bersaksi bahwa Allah itu “tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (ayat 2). Jalan keluar serta jawabannya barangkali di luar dugaan kita, bahkan sangat berbeda dengan cara-cara yang sudah kita bayangkan. Jika Dia terbukti dapat selalu menolong, mengapa kita menunda untuk duduk diam di kaki-Nya

TUHAN TAK PERNAH KEKURANGAN CARA UNTUK MENOLONG KITA
JADI MENGAPA KITA TIDAK MENGANDALKAN DIA?

Senin, 21 Januari 2013

Roti Gosong - Renungan

Baca: Mazmur 65

Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu. (Mazmur 65:12a)

Roti Gosong - Renungan - Saat Alin masih kecil, ibunya menyajikan makan malam berupa telur goreng, saus, dan beberapa kerat roti. Mungkin karena lelah setelah bekerja seharian, ibu Alin memanggang roti sampai gosong. Alin tegang menunggu respon ayahnya. Ternyata, sang ayah mengambil roti itu sambil tersenyum, memolesnya dengan mentega, lalu memakannya dengan lahap. Ibu Alin meminta maaf, tetapi suaminya menjawab, “Tidak apa-apa, Sayang.”

Sebelum tidur, Alin menghampiri ayahnya dan bertanya, mengapa ayah mau makan roti gosong. Sambil memeluknya, si ayah berkata, "Ibumu sudah lelah bekerja. Lagi pula, kita tidak akan sakit karena memakan roti gosong. Bersyukur saja ia masih bersama kita."

Hidup kita juga berisi banyak hal yang tak sempurna. Selain keberhasilan dan kebahagiaan, ada berbagai kegagalan dan kekecewaan. Saat merenung ke belakang, manakah yang menjadi fokus kita? Bagian yang negatif, yang membangkitkan keluh kesah? Atau, bagian yang positif, yang membuat hati kita membara dengan pujian dan syukur?

Sepatutnya kita bersyukur atas kebaikan Tuhan yang melimpahi dan melingkupi kita. Ya, kasih-Nya nyata dalam berbagai aspek kehidupan: dalam pengampunan-Nya yang tak ternilai dan undangan-Nya untuk menikmati damai bersama-Nya (ay. 3-5); dalam penyelamatan-Nya, juga kebajikan dan mukjizat-Nya yang mengikuti kita (ay. 6-9); dalam pintu kesempatan dan mata pencaharian yang Dia sediakan untuk memberi kita kecukupan (ay. 10-14). Sungguh suatu berkat indah yang memahkotai tahun-tahun kita, bukan?—AW

SELAMA JANTUNG KITA MASIH BERDETAK
BERARTI KITA MASIH DAPAT BERSYUKUR MENGHITUNG BERKAT

source : renunganharian

Minggu, 20 Januari 2013

Siapa Bisa Dipercaya - Renungan

Bacaan: Lukas 12:41-48

Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.- Amsal 28:20



Siapa Bisa Dipercaya ?Siapa yang tak ingin menjadi orang yang dipercaya? Siapa yang tak suka menjadi orang kepercayaan Sang Big Boss? Orang yang ingin meningkatkan karirnya selalu ingin menjadi orang yang dipercaya. Masalahnya menjadi orang yang dipercaya bukanlah hal yang mudah. Lamanya kita bekerja, kepandaian kita, gelar ijazah kita, atau pengalaman kerja kita belumlah cukup untuk menjadikan kita orang yang dipercaya. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi orang kepercayaan atasan kita?

Satu, milikilah integritas. Kepercayaan dan integritas adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa integritas jelas kita tidak akan dipercaya. Integritas berarti memiliki karakter yang baik. Di jaman ini, karakter yang baik tetap jadi modal utama agar kita bisa dipercaya.

Dua, Milikilah komitmen yang kuat. Tanpa komitmen, jelas kita tidak dipercaya. Bagaimana mungkin seorang atasan akan mempercayakan hal yang lebih besar kepada orang yang bermalas-malasan dalam bekerja?

Ketiga, Jadilah orang yang berkompeten. Kompetensi artinya memiliki kualitas unggul dan andal. Tingkatkan terus kinerja kita. Gali potensi diri dan munculkan ide serta gagasan-gagasan baru. Orang yang berkompetensi biasanya menjadi kontributor utama dalam sebuah perusahaan. Itu sebabnya orang yang memiliki kompetensi akan selalu diprioritaskan dan dipercaya.

Keempat, Miliki tanggung jawab. Maukah Anda memberi kepercayaan kepada orang yang tak bertanggung jawab? Jelas tidak! Bertanggung jawab adalah syarat mutlak agar kita bisa dipercaya. Jika kita masih diberikan tanggung jawab yang kecil, jangan meremehkan atau malah berputus asa. Kerjakan itu dengan sebaik-baiknya. Percayalah, jika kita bisa dipercaya dengan tanggung jawab kecil, pasti kita akan diberi tanggung jawab yang lebih besar. Ini sejalan dengan prinsip Alkitab yang mengajak kita untuk setia dalam perkara kecil karena dari situlah akan lahir perkara-perkara yang lebih besar.
Salah satu ciri orang sukses adalah bisa dipercaya.

Sabtu, 19 Januari 2013

Harga Sebuah Pilihan - Renungan


Baca: Rut 1:1-22
Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengkuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi... bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku. (Rut 1:16)

Rut dan Orpa adalah dua perempuan Moab dengan nasib yang hampir sama. Keduanya menjadi menantu bangsa asing di negeri sendiri, lalu menjadi janda pada usia muda. Mereka tinggal bersama Naomi, mertua mereka yang juga sudah menjanda. Ketika Naomi mendengar bahwa bencana kelaparan di Betlehem, Israel, tempat asalnya, telah berlalu, ia berniat pulang kampung. Kelaparan itulah penyebab keluarganya bermigrasi sepuluh tahun lalu. Telah tersedianya kembali makanan di Betlehem–yang berarti Rumah Roti–menunjukkan bahwa Tuhan telah kembali memperhatikan umat-Nya.

Rut dan Orpa harus memilih: tetap tinggal di negeri mereka atau ikut ke sebuah negeri baru dengan masa depan yang tidak jelas. Naomi mendesak Rut untuk tinggal di Moab, agar tetap dekat dengan handai tolan dan dewa-dewa mereka. Tetapi, Rut bersikeras mendampingi mertuanya. Peneguhan imannya bahkan terlihat dalam argumentasinya. Orpa memilih tinggal, dan ia hilang dari catatan sejarah. Sebaliknya, Rut menjadi salah satu perempuan asing yang dipakai Tuhan untuk melahirkan Yesus, Sang Juru Selamat (Mat. 1:5).

Setiap orang mengambil ratusan, bahkan ribuan, pilihan setiap hari. Ada pilihan yang mudah, namun ada yang sulit. Ada pilihan yang sepertinya tidak berdampak apa-apa, namun ada juga pilihan yang seolah mempertaruhkan seluruh hidup. Pilihan Anda dapat menunjukkan identitas dan kondisi Anda. Apakah iman Anda selalu berperan ketika Anda menentukan berbagai pilihan?—HEM 
BAHKAN SAAT ANDA TAK PUNYA PILIHAN,
PILIHLAH TUHAN

 sumber : renunganharian

Uang Kolekte | Humor

Jokes : Uang Kolekte - Joan kecil pulang dari Sekolah Minggu sambil mengunyah sebatang coklat. Ibunya heran dan menegur Joan.
Ibu : “Joan…kamu dapat coklat itu dari mana?”
Joan : “Beli dong, bu.”
Ibu : “Uangnya dari mana?”
Joan : “Dari ibu. Kan tadi pagi, ibu kasih uang.”
Ibu : “Joan…itu kan untuk kolekte di Sekolah Minggu.”
Joan : “Soalnya, bu guru di Sekolah Minggu langsung suruh Joan masuk kelas. Jadi, Joan masuk aja dengan gratis. He he he…”

Before & After - Renungan Pemuda

Bacaan: Roma 12:1-2

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu...- Roma 12:2



"Hei, coba liat nih! Asik banget kayanya, ya! Kita musti coba, nih!" seru Mimi si ceriwis sambil menyodorkan selembar brosur kecantikan. Rupanya ada sebuah klinik kecantikan yang baru aja dibuka di dekat kampus kami. Mimi barusan mendapatkan promosinya. Di brosur itu tertera foto "sebelum" dan "sesudah" menjalani terapi kecantikan. Cewek yang semula gemuk jadi langsing. Yang kulitnya bopeng-bopeng jadi mulus. Yang kulitnya hitam jadi putih bersih. Yang botak jadi berambut panjang indah terurai. Pokoknya klinik itu komplit banget fasilitas dan layanannya.

Dengan foto "Before" and "After", banyak orang jadi pengen mencoba terapi di klinik itu. Kalo seandainya gambar sebelum dan sesudah sama aja, nggak jauh bedanya, tentu orang nggak akan berminat buat mengikuti terapi kecantikan itu. Buat apa bayar mahal-mahal kalo hasilnya sama aja.

Sebenernya hidup kita ini bagaikan brosur kecantikan itu. Kita bisa membuat orang tertarik untuk datang kepada Tuhan kalo hidup kita yang sekarang berbeda dari yang dulu. Sejak kita kenal Tuhan dan lahir baru, sikap hidup, tutur kata, perbuatan dan pemikiran kita jadi lebih indah dan nggak amburadul seperti dulu lagi. Perbedaan itu terpancar jelas dalam kehidupan kita. Tanpa perlu bersikap sok rohani pun, orang akan tau ada kemuliaan Tuhan terpancar dari hidup kita sehari-hari.

Tapi kalo hidup kita tetep sama hancurnya, nggak mungkin orang akan tertarik untuk mengenal Kristus. Nah, sekarang coba kita cek hidup kita ini. Sudahkah kita menjadi "brosur" yang berguna mengundang orang datang kepada Tuhan? Kalo belum, masih ada kesempatan untuk mengubahnya. Jadilah pribadi yang berbeda setelah mengenal Kristus.