Sabtu, 13 Oktober 2012

Iman Mengalahkan Rasa Takut | Baca Renungan

Ayat bacaan: Mazmur 121:4

Iman Mengalahkan Rasa Takut - Seberapa jauh ketakutan bisa menghantui kita dan membuat kita tidak nyaman dan terganggu? Rasa takut bisa membuat kita tidak bisa berpikir, gampang emosi, sulit tidur hingga merusak kesehatan. Rasa takut pun bisa menjauhkan kita dari Tuhan, membuat jarak yang merentang semakin panjang sampai-sampai kita tidak lagi bisa mendengar suara Tuhan atau merasakan kehadiranNya dalam hidup kita. Bagaikan seseorang yang terus berjalan menjauhi lawan bicaranya, semakin menjauh maka semakin kecil pula suara yang terdengar hingga lama-lama ia tidak lagi bisa mendengar apapun yang dikatakan lawan bicaranya diseberang sana. Seperti itulah perasaan takut, cemas atau kuatir yang terus dibiarkan merongrong perasaan kita. Memang benar, ada saat dimana rasa takut itu bisa muncul ketika kita menghadapi sebuah atau beberapa masalah, atau ketika menghadapi situasi tak pasti. Solusi tidak terlihat, sementara kita harus terus berhadapan dengan masalah tersebut dari detik ke detik. Jika kita terus membiarkan diri kita dicekam perasaan takut, maka rasa takut ini akan terus menggali jarak antara kita dengan Tuhan sehingga pada suatu ketika nanti kita tidak lagi bisa mendengarnya dan merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita sendirian bahkan kemudian menjadi sinis dengan menuduh Tuhan bertindak kejam dan tidak adil terhadap kita.

Beberapa tokoh besar Alkitab pernah mengalami hal seperti ini dalam pergumulan mereka masing-masing. Ayub pernah mengalami kepahitan terhadap Tuhan. Lihat apa yang pernah ia katakan: "Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya. Bila cemeti-Nya membunuh dengan tiba-tiba, Ia mengolok-olok keputusasaan orang yang tidak bersalah." (Ayub 22:23). Atau lihatlah bagaimana Daud meratap ketika ia berada dalam pergumulan. "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?" (Mazmur 10:1), "...janganlah berdiam diri terhadap aku..."(28:1), "Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!" (54:4), "Berilah telinga, ya Allah, kepada doaku, janganlah bersembunyi terhadap permohonanku!" (55:2). Begitu sulitnya dunia yang kita jalani hari ini mengakibatkan banyak orang mulai kehilangan arah dan goyah imannya. Apakah benar Allah tidak sanggup mengangkat anak-anakNya keluar dari kesulitan? Tentu saja Tuhan sanggup. Tidak ada hal yang mustahil bagi Dia, tidak ada hal yang mustahil yang tidak sanggup Dia lakukan bagi orang percaya. Sesungguhnya Tuhan selalu perduli dan tidak pernah lengah dalam memperhatikan kita. Alkitab dengan jelas berkata: "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel". (Mazmur 121:4).

Tuhan tetap ada mengawasi dan melindungi kita. Dia rindu untuk terus memberkati kita, bahkan menjanjikan posisi sebagai ahli waris KerajaanNya kepada semua orang yang mengasihiNya seperti apa yang tertulis dalam Yakobus 2:5. "Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?" Ketika hari-hari yang sulit ini tidak lagi bisa cukup disikapi dengan hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri atau orang lain, inilah saat yang tepat bagi kita untuk menyadari bahwa tanpa Tuhan kita tidaklah mampu berbuat apa-apa. Di sinilah kita harus menyadari bahwa kita harus mengandalkan kekuatan Tuhan, Raja dari Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Membiarkan rasa takut terus tumbuh dalam hidup kita tidak akan pernah membawa manfaat apapun. Justru itu akan semakin memperbesar jarak antara kita dengan Bapa yang baik dan setia, dan itu akan membuat segalanya justru bertambah runyam. Karena itu kita harus mengatasi rasa takut kita dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita harus senantiasa berseru kepada Tuhan dan harus senantiasa membangun hubungan yang semakin intim lagi dengan Tuhan. Tuhan tidak pernah lengah. Dia tidak pernah tertidur dalam menjaga kita, Israel secara rohani. Dia lebih dari sanggup untuk menurunkan mukjizatNya dan segera melepaskan anda dari himpitan beban masalah seperti apapun. Yang Dia perlukan hanyalah iman kita. Iman yang teguh, tidak goyah dalam kondisi apapun, dan tetap percaya dengan pengharapan penuh akan kuasa Tuhan.

Kita selanjutnya bisa melihat apa yang terjadi pada saat Yesus ada di dalam perahu bersama murid-muridNya ditengah badai dalam Matius 8:23-27. Benar, disana dikatakan Yesus tengah tidur di buritan. Dan pada saat itu murid-muridNya sempat panik menghadapi terjangan badai. (ay 24) Apakah itu berarti bahwa Tuhan tertidur dan lengah? Tentu saja tidak. Yesus tidak berkata, "maaf, Saya ketiduran.." atau "maaf saya lengah", tapi Yesus malah menegur murid-muridNya. "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali." (ay 26). Perhatikan bahwa situasi seperti apapun bukanlah menjadi masalah sulit bagi Tuhan. Tuhan justru menantikan reaksi dari kita untuk membangun sebuah hubungan yang didasari rasa percaya yang kokoh dan terus menjalin komunikasi yang baik dengan Dia.

Firman Tuhan berkata: "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5). Itulah yang terjadi apabila kita terus mengandalkan kekuatan sendiri sedang hati kita semakin menjauh dari Tuhan. Di saat seperti inilah kita harus mulai belajar untuk mengandalkan Tuhan lebih dari apapun juga. Kita harus mampu menyadari bahwa di dalam Tuhan ada pengharapan yang tidak pernah padam. Janji-janji Tuhan tidak akan ada yang sia-sia. Tuhan tidak akan pernah ingkar janji dan semuanya pasti Dia genapi. Imanilah hal itu dengan sungguh-sungguh, dan teruslah dekat padaNya dengan penuh rasa percaya. Dalam Mazmur dikatakan: "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." (Mazmur 55:23). Lalu ada pula tertulis "Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku." (63:7-9), dan juga "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (37:23). Ini semua adalah janji Tuhan yang berlaku bagi siapapun yang mengasihi Dia dengan iman yang teguh. Dalam Mazmur kemudian kita bisa menemukan sebuah pesan yang sangat indah, bahwa Tuhan akan selalu ada bagi kita semua yang setia dan berharap padaNya. (31:24-25). Masalah seperti apapun boleh datang, namun percayalah Tuhan sanggup melepaskan anda dari jeratan badai seganas apapun. Karenanya kalahkan rasa takut dengan iman anda, berpeganglah kepada Tuhan, Sang Penjaga Israel.

"Tuhan tidak pernah lengah menjaga anak-anakNya yang selalu mengasihi Dia dengan setia dan dengan iman yang teguh"

0 komentar:

Posting Komentar

Berpendapatlah dengan bijak, terima kasih